17 Jenis Burung Terancam Punah
Berdasarkan kategori Lembaga Konservasi Dunia (The International Union for Conservation of Nature/IUCN) setidaknya 17 dari 1.598 jenis burung yang dimiliki Indonesia, tergolong kritis (Critically Endangered/CR). Posisi Indonesia pun menempati urutan kedua setelah Brazil yang meraih posisi teratas dengan 23 jenis burung dengan kategori yang sama.
Kendati demikian, burung terancam punah di Indonesia relatif stabil. Menginjak 2009 ini ada 117 jenis burung. Tahun sebelumnya, pada 2008 tercatat 118 jenis, 2007 terdapat 119 dan 2006 lalu 121 jenis. Buat Indonesia, keadaan itu cukup melegakan. Mengingat di seluruh dunia jumlah jenis terancam punah justru naik.
"Ini berkat kesigapan pemerintah dan para pihak yang telah bekerja keras melakukan perbaikan dan perlindungan berbagai jenis burung yang ada di Indonesia," ujar Direktur Jenderal Perlindungan Hutan dan Konservasi Alam, Departemen Kehutanan, Darori pada Agro Indonesia seusai jumpa pers Penerbitan Prangko Seri Burung Indonesia dengan tema Pusaka Hutan Sumatera beberapa waktu yang lalu di Dephut.
Menurut Managing Director Perhimpunan Pelestarian Burung Liar Indonesia (Burung Indonesia/BI), Agus Budi Utomo, dari 117 jenis itu 3 diantaranya keterancamannya malah meningkat. Sisanya, sebanyak 2 jenis menurun dan yang lainnya relatif tetap.
"Ada juga yang keluar dari Daftar Merah karena perubahan tata nama yakni Gallirallus sharpei. Kini burung tersebut tidak dianggap jenis tersendiri melainkan sebagai ragam corak warna (color morph) dari mandar padi kalung kuning (Gallirallus philippensis)," jelas Agus.
Masih dalam kitab yang sama, jenis yang rentan terhadap perubahan iklim (climate change) jumlahnya 5 kali lipat dari yang relatif dapat bertahan. Bahkan 25% burung diluar Daftar Merah, nasibnya menjadi rentan jika dampak dari perubahan iklim bertambah parah.
Salah satu jenis burung yang statusnya makin terancam adalah pedendang topeng (Heliopais personatus). Jika tahun 2008 lalu, jenis tersebut masih tergolong Rentan (Vulnerable/VU) namun tahun 2009 ini berstatus Genting (Endangered/EN). Pasalnya, meski tersebar di Asia Tenggara, dari Banglades hingga Sumatera namun individu dewasanya tidak lebih dari 250 ekor. Nasib serupa juga dialami merak hijau (Pavo muticus) yang populasi globalnya menurun.
Ada satu jenis yang status keterancamannya naik yakni elang Flores (Spizaetus floris). Burung ini baru ditetapkan sebagai jenis tersendiri pada tahun 2005, setelah sebelumnya dianggap sebagai anak jenis dari elang brontok (Spizaetus cirrhatus floris).
Sialnya, setelah dipisahkan dari elang brontok, justru jenis endemik Flores, Sumbawa dan Lombok ini resiko kepunahannya lebih besar. Dewasanya saja di alam hanya berkisar 250 individu. Mereka pun hanya terdiri dari satu populasi sehingga dianggap layak dikategorikan Kritis (Critically Endangered/CR).
Sedangkan jenis burung di Indonesia yang status keterancamannya turun yaitu kasturi Ternate (Lorius garrulus) karena jumlah populasi di alam ternyata lebih banyak dari perkiraan sebelumnya. Temuan survei kepadatan jenis menunjukkan di habitatnya burung endemik Maluku Utara ini tercatat 150 individu perkilometer persegi (km2).
Selain itu serindit sangihe (Loriculus catamene). Dimana tinjauan terdahulu, jenis ini populasinya sedikit dan dikhawatirkan turun, seiring dengan laju kerusakan habitatnya. Belakangan, lantaran kerusakan hutan bisa ditekan maka sang burung endemik pulau Sangihe ini juga akan bertahan.
Sebagai informasi. Sejak Februari 2000 lalu, Dewan IUCN dan para anggota Species Survival Commission (SSC) mengadopsi versi terbaru penetapan kriteria Daftar Merah pada pertemuan puncak Criteria Review Working Group. Jadi dengan kriteria itu taksa mahluk hidup yang terancam punah (threatened) dikelompokkan berdasarkan tiga tingkatan kategori keterancaman dari yang paling tinggi: Kritis (CR), Genting (EN), Rentan (VU).Sumber : burung.org judul "17 jenis burung kritis - Indonesia kedua di dunia"
0 comments:
Post a Comment